Penilaian atau evaluasi kinerja yang dilakukan tentunya tidak hanya bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan produktivitas pegawai saja. Penilaian Karyawan yang dilakukan juga dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk memberikan penghargaan atau bonus atas prestasi yang telah diperoleh karyawan. Oleh karena itu, ditegaskan kembali bahwa penilaian harus adil dan objektif.
Oleh karena itu, diperlukan indikator sebagai standar penilaian kinerja pegawai. Tentunya setiap perusahaan mungkin memiliki standar penilaian yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Berikut ini adalah standar umum yang dapat digunakan dalam menilai pekerjaan karyawan, antara lain:
Standar umum Penilaian karyawan
1. Kehadiran Karyawan
Salah satu standar penilaian kinerja pegawai yang paling sering digunakan sebagai tolak ukur dalam penilaian kinerja adalah keberadaan pegawai. Tingkat kehadiran dapat memberikan gambaran tentang komitmen dan kedisiplinan karyawan dalam bekerja, serta kepatuhan karyawan terhadap peraturan perusahaan terkait waktu kerja
2. Ketepatan Waktu Karyawan dalam Bekerja
Tidak hanya mengukur kehadiran, penilaian yang dilakukan juga pandai melihat ketepatan waktu masuk dan menyelesaikan pekerjaan. Apabila terjadi keterlambatan maka perlu dilakukan pemantauan lebih lanjut apakah keterlambatan tersebut terjadi berulang kali sehingga dapat mengurangi durasi pekerjaan yang secara tidak langsung menurunkan produktivitas.
Indikator penilaian kinerja karyawan ini biasanya diterapkan pada perusahaan dengan pekerjaan yang memiliki tenggat waktu atau deadline. Dimana efisiensi karyawan dapat dilihat dari ketepatan waktu dan kecepatan dalam melaksanakan pekerjaannya. Semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, semakin efisien kinerja karyawan tersebut.
3. Karakter
Indikator karakter merupakan standar untuk memantau karakter karyawan, apakah sudah sesuai dengan budaya perusahaan. Dalam perusahaan yang menjunjung tinggi integritas, seperti perusahaan media massa, diperlukan karakter yang jujur. Hal ini karena memiliki dampak langsung pada reputasi dan kredibilitas perusahaan.
4. Perilaku
Bagi sebagian besar perusahaan, perilaku merupakan indikator dominan dalam penilaian kinerja. Tidak jarang indikator penilaian kinerja pegawai ini memiliki bobot pertimbangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil kerja. Terutama dalam menilai karyawan kontrak atau masa percobaan.
Bisa jadi karyawan tersebut pada suatu saat gagal mencapai target kerja. Namun, perusahaan memutuskan untuk mempertahankan karyawan tersebut karena perilakunya yang baik. Di sisi lain, karyawan yang mencapai target yang baik dapat dipecat jika berperilaku buruk di perusahaan, seperti sering berkonflik dengan rekan kerja, sering bolos kerja, dan sebagainya.
5. Inisiatif
Tidak sedikit perusahaan yang menganggap inisiatif penting dalam tahap penilaian kinerja karena artinya karyawan dapat bekerja secara mandiri tanpa terlalu banyak pengawasan. Karyawan yang berinisiatif misalnya mampu memecahkan masalah dengan cara out-of-the-box, berinisiatif mencoba hal-hal baru untuk memberikan hasil yang nyata, dan berinisiatif untuk mengurangi munculnya konflik di perusahaan.
6. Kualitas Kerja
Dalam menilai kinerja pegawai, kualitas kerja merupakan salah satu indikator penting. Kualitas pekerjaan itu sendiri dapat menunjukkan kecakapan, keterampilan, dan kompetensi pegawai dalam menjalankan perannya. Suatu pekerjaan dikatakan berkualitas tinggi jika memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
7. Kuantitas Hasil
Selain kualitas, hasil kerja juga diukur dari pemenuhan target kerja. Target ini sendiri dapat dikonversikan secara kuantitas seperti jumlah penjualan produk yang dicapai penjualan, mendapatkan pelanggan baru untuk pemasaran, dan lain-lain. Ini adalah indikator yang paling umum karena mudah diukur menggunakan angka.
8. Kerja Sama Tim
Tidak jarang karyawan akan bekerja dalam tim. Oleh karena itu, indikator penilaian kinerja pegawai ini diperlukan untuk mengetahui tingkat kemampuan pegawai dalam berperan dalam tim. Meskipun karyawan sering bekerja dengan baik secara individu, tidak jarang karyawan gagal jika harus bekerja dalam tim.
Indikator data penilaian kinerja pegawai secara tidak langsung juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kesesuaian pegawai dengan jenis pekerjaannya. Jika seorang karyawan memang cocok dengan pekerjaannya, tentu dia akan memiliki hasil penilaian yang baik dan membantu usaha perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Sobat, Di ASB INDONESIA kamu bisa mendapatkan seminar, pelatihan, training yang berkaitan dengan motivasi untuk karyawan maupun pimpinan perusahaan. Sobat tentunya, salah satunya bisa mengikuti training Motivation At Work For Produktivity yang akan dipandu langsung oleh The Great Motivator & trainer In Indonesia.