"Success without fulfillment is the ultimate failure." ("Keberhasilan tanpa kepuasan adalah kegagalan terbesar.")
— Tony Robbins, Motivator dan Coach Bisnis Dunia
“Mengapa Anda benar-benar memulai bisnis? Karena uang… atau karena sesuatu yang lebih dalam?”
Pertanyaan itu terdengar sederhana, tapi jawabannya bisa mengguncang seluruh pondasi yang sedang anda bangun. Lebih dari itu, bisa bertentangan dengan keyakinan yang selama ini ada didalam pikiran. Banyak orang memulai usaha demi kebebasan finansial, ingin keluar dari tekanan kantor, mengejar gaya hidup impian, atau ingin kaya. Atau Mungkin anda pernah dengar kata-kata ini “bisnis itu untuk mencari uang” tepatnya.!!
Tak ada yang salah dengan jawaban atau yang pernah anda dengar itu semua. Bahkan, salah satu sumber untuk mendatangkan income terbaik dan tercepat adalah melalui bisnis.
Tapi kalau direnungkan lebih dalam uang hanyalah hasil samping—bukan tujuan utama dari bisnis, Kok begitu?
Mari saya jelaskan. Ketika tujuan utama yang ada didalam pikiran hanyalah uang, biasanya perjalanan jadi lebih mudah rapuh. Begitu hasil tak sesuai harapan, semangat menurun. Begitu pesaing muncul, kita mulai panic, Stress. Dan cepat berputus asa, kenapa?, karena saat itu kita tidak mendapatkan uang yang kita harapkan. Substansi yang sesungguhnya ini persoalan mindset, tentang membangun sudut pandang yang tepat didalam mengembangkan atau memulai sebuah bisnis. Nah, ini pondasi awal yang harus kita sepakati untuk dibenahi jika anda ingin terjun lebih dalam didalam bisnis.
Saya tahu rasanya. Dulu, tahun 1998, saat pertama kali memulai usaha—mulai dari properti, peternakan, media cetak, hingga logistik—semua saya kejar demi satu hal: hasil finansial. Tapi apa daya, hasilnya justru sebaliknya. Satu demi satu bangkrut. Semua lenyap, termasuk uang miliaran yang pernah saya kumpulkan. Bahkan, nyaris sertifikat tanah orang tua tergadaikan.
“Uang adalah hasil dari nilai yang kita berikan, bukan satu-satunya alasan kita bergerak.”
— Dedi Vitra Johor
Selanjutnya, Jika uang jadi satu-satunya tujuan, bisnis akan kehilangan arah. Ia menjadi transaksional, kaku. Tapi ketika bisnis dimulai dengan tujuan untuk memberi manfaat, maka uang akan datang dengan sendirinya
Bayangkan begini: Anda punya sebuah usaha, lalu produk atau jasa Anda benar-benar membantu orang—menyelesaikan masalah mereka, membuat hidup mereka lebih mudah, lebih cepat, lebih baik, lebih aman, lebih berharga, membuat sesuatu atau memberi mereka pengalaman yang menyenangkan. Ketika itu terjadi, orang akan datang lagi, kalau tadi beli satu selanjutnya akan beli dua, bahkan merekomendasikan ke orang lain (Manfaat Lebih). Dan dari sanalah uang datang. Uang hanyalah hasil dari nilai yang Anda berikan. Tepatnya, produk atau jasa yang anda berikan memberikan solusi atas persoalan yang dihadapai oleh banyak orang. Semakin anda mampu memberikan jawab atas persoalan mereka maka ia akan datang menghampiri anda mendatang uang buat bisnis anda.
Jadi dalam mindset ini, bisnis bukan soal “gimana cara cepat dapat duit”, tapi lebih ke “gimana caranya saya bisa benar-benar berguna buat orang lain lewat bisnis saya.”
“Fokuslah pada manfaat, maka uang akan datang. Fokus pada uang, maka manfaat bisa hilang.”
Ini bukan berarti kita tidak boleh mengejar uang dan keuntungan. Tentu saja bisnis harus dan wajib untung. Tapi jangan jadikan uang satu-satunya alasan Anda bergerak. Karena kalau Anda hanya semata mengejar uang, Anda akan mudah menyerah saat hasilnya belum kelihatan.
Sebaliknya, kalau Anda punya misi dan niat memberi manfaat, Anda akan lebih sabar, lebih tahan banting, dan akhirnya… lebih berkelimpahan.
Dalam sudut pandang yang lain, bisnis tidak lagi hanya tentang jual beli, untung rugi, atau hitung-hitungan angka. Bisnis adalah cara kita melayani kehidupan. Ia menjadi kendaraan untuk mengaktualisasikan potensi diri, membagikan nilai-nilai terbaik, dan menyentuh kehidupan orang lain.
Pola Pikir ini tidak saja berlaku untuk bisnis, namun juga untuk semua profesi. Apa pun profesi yang anda lokoni hari ini. Kalau tujuan semata untuk mendapatkan uang, maka uang akan memperbudak anda, dan akan menyesakan dada. Idealnya, fokus tujuan kita membangun manfaat, maka uang akan datang sendiri mengejar kita. Saya meyakini pemikiran ini, seperti yang diajarkan agama kita (Islam), orang yang paling hebat itu adalah orang yang paling bermanfaat untuk orang lain.
Seorang guru bisa mengajar. Seorang karyawan menjalankan. Seorang pemimpin bisa mengarahkan. Seorang pebisnis? Ia menciptakan solusi dan membuka jalan rezeki bagi banyak orang. Mulai dari pelanggan, tim, partner, hingga komunitas sekitar.
Seperti yang disampiakan oleh Tony Hsieh (CEO Zappos) (“Chase the vision, not the money; the money will end up following you.)”“Kejar visi, bukan uangnya; uang akan mengikuti pada akhirnya.”
Jadi, Bisnis adalah kendaraan. Anda bisa menggunakannya sekadar untuk sampai tujuan finansial, atau mengarahkannya untuk menjalani misi hidup yang lebih besar. Pilihan ada di tangan Anda.
Dahzyat, DVJ